Sunday, December 30, 2007

Sambut 2008 dengan muhasabah...

Ada sedikit perenungan yang tidak sepatutnya kita abaikan..
ini diambil dr blog punya org laen..tp lumayan lah bwt dipake perenungan kita...

Tuhanku,
Aku hanyalah sebutir pasir di gurun-MU yang luas
Aku hanyalah setetes embun di lautanMU yang meluap hingga ke seluruh samudra
Aku hanya sepotong rumput di padangMU yang memenuhi bumi
Aku hanya sebutir kerikil di gunung MU yang menjulang menyapa langit
Aku hanya seonggok bintang kecil yang reduo di samudra langit Mu yang tanpa batas

Tuhanku
Hamba yang hina ini menyadari tiada artinya diri ini di hadapanMU
Tiada Engkau sedikitpun memerlukan akan tetapi …
hamba terus menggantungkan segunung harapan pada MU

Tuhanku …..baktiku tiada arti, ibadahku hanya sepercik air
Bagaimana mungkin sepercik air itu dapat memadamkan api neraka MU
Betapa sadar diri begitu hina dihadapanMU
Jangan jadikan hamba hina dihadapan makhlukMU
Diri yang tangannya banyak maksiat ini,
Mulut yang banyak maksiat ini,
Mata yang banyak maksiat ini…
Hati yang telah terkotori oleh noda ini…memiliki keninginana setinggi langit
Mungkinkah hamba yang hina ini menatap wajahMu yang mulia???

Tuhan…Kami semua fakir di hadapan MU tapi juga kikir dalam mengabdi kepada MU
Semua makhlukMU meminta kepada MU dan pintaku….
Ampunilah aku dan sudara-saudaraku yang telah memberi arti dalam hidupku
Sukseskanlah mereka mudahkanlah urusannya

Mungkin tanpa kami sadari , kamu pernah melanggar aturanMU
Melanggar aturtan qiyadah kami,bahkan terlena dan tak mau tahu akan amanah
Yang telah Tuhan percayakan kepada kami…Ampunilah kami

Pertemukan kami dalam syurga MU dalam bingkai kecintaan kepadaMU
Tuhanku….Siangku tak selalu dalam iman yang teguh
Malamku tak senantiasa dibasahi airmata taubat,
Pagiku tak selalu terhias oleh dzikir pada MU
Begitulah si lemah ini dalam upayanya yang sedikit
Janganlah kau cabut nyawaku dalam keadaan lupa pada Mu
Atau….dalam maksiat kepadaMU “Ya Tuhanku Tutuplah untuk kamu dengan sebaik-baiknya penutupan !!”

Saturday, December 22, 2007

cerita kehidupan...

cerita kehidupan...

hidup tidak mengenal istirahat
dia adalah roda yang selalu berputar
bagaikan petir yang menyambar
melesat secepat kilat

tetaplah berlari ke depan
di sanalah kehidupan
masa lalu telah hilang dari pandangan
bagaikan awan setelah turun hujan
 
sirami jiwamu dengan air kebajikan
agar tumbuh pohon yang teduh
menaungimu dalam setiap kesulitan
karena masih jauh jalan yang akan kau tempuh
 
pemandangan di sana indah sekali
walaupun jalan penuh onak dan duri
tetaplah kau tempuh sepenuh hati
agar tidak menyesal ketika kau mati

Friday, December 21, 2007

JANGAN CUMA "5-NG"...

8 ETOS PENDONGKRAK GAIRAH KERJA!
[JANGAN CUMA "5-NG"]

Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai
pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika tidak bisa
mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh
“5-ng”: ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan
ngeyel.

Punya masalah dengan semangat kerja? Jangan gundah
gulana, Anda tidak sendirian. Banyak orang lain yang
punya problem serupa. Namun, bukan tidak ada
solusinya!

Hampir semua orang pernah mengalami gairah kerjanya
melorot. “Itu lumrah,” kata Jansen Sinamo, ahli
pengembangan sumber daya manusia dari Institut Darma
Mahardika, Jakarta. Meski lumrah, “impotensi” kerja
harus diobati.

Cara terbaik untuk mengatasinya, menurut Jansen,
dengan langsung membenahi pangkal masalahnya, yaitu
motivasi kerja. Itulah akar yang membentuk etos kerja.
Secara sistematis, Jansen memetakan motivasi kerja
dalam konsep yang ia sebut sebagai “Delapan Etos Kerja
Profesional”. Sejak 1999, ia aktif mengkampanyekan
gagasan itu lewat berbagai pelatihan yang ia lakukan.

Etos pertama: kerja adalah rahmat.
Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai
kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat
dari Tuhan. Anugerah itu kita terima tanpa syarat,
seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya
sepeser pun.

Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja
adalah anugerah. Dengan bekerja, setiap tanggal muda
kita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman
dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan
wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah
yang patut disyukuri. Sungguh kelewatan jika kita
merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah-ogahan.

Etos kedua: kerja adalah amanah.
Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri,
atau anggota DPR, semua adalah amanah. Pramuniaga
mendapatkan amanah dari pemilik toko. Pegawai negeri
menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerima
amanah dari rakyat. Etos ini membuat kita bisa bekerja
sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya
korupsi dalam berbagai bentuknya.

Etos ketiga: kerja adalah panggilan.
Apa pun profesi kita, perawat, guru, penulis, semua
adalah darma. Seperti darma Yudistira untuk membela
kaum Pandawa. Seorang perawat memanggul darma untuk
membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma untuk
menyebarkan ilmu kepada para muridnya. Seorang penulis
menyandang darma untuk menyebarkan informasi tentang
kebenaran kepada masyarakat. Jika pekerjaan atau
profesi disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap
pada diri sendiri, “I’m doing my best!” Dengan begitu
kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kita
kurang baik mutunya.

Etos keempat: kerja adalah aktualisasi.
Apa pun pekerjaan kita, eutah dokter, akuntan, ahli
hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang
membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara
terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat
kita merasa “ada”. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh
lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa
pekenjaan.

Secara alami, aktualisasi diri itu bagian dari
kebutuhan psikososial manusia. Dengan bekerja,
misalnya, seseorang bisa berjabat tangan dengan rasa
pede ketika berjumpa koleganya. “Perkenalkan, nama
saya Miftah, dari Bank Kemilau.” Keren ‘kan?

Etos kelima: kerja itu ibadah.
Tak peduli apa pun agama atau kepercayaan kita, semua
pekerjaan yang halal merupakan ibadah. Kesadaran ini
pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara
ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata.
Jansen mengutip sebuah kisah zaman Yunani kuno seperti
ini:

Seorang pemahat tiang menghabiskan waktu
berbulan-bulan untuk mengukir sebuah puncak tiang yang
tinggi. Saking tingginya, ukiran itu tak dapat dilihat
langsung oleh orang yang berdiri di samping tiang.
Orang-orang pun bertanya, buat apa bersusah payah
membuat ukiran indah di tempat yang tak terlihat? Ia
menjawab, “Manusia memang tak bisa menikmatmnya. Tapi
Tuhan bisa melihatnya.” Motivasi kerjanya telah
berubah menjadi motivasi transendental.

Etos keenam: kerja adalah seni.
Apa pun pekerjaan kita, bahkan seorang peneliti pun,
semua adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita
bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi.
Jansen mencontohkan Edward V Appleton, seorang
fisikawan peraih nobel. Dia mengaku, rahasia
keberhasilannya meraih penghargaan sains paling
begengsi itu adalah karena dia bisa menikmati
pekerjaannya.

“Antusiasmelah yang membuat saya mampu bekerja
berbulan-bulan di laboratorium yang sepi,” katanya.
Jadi, sekali lagi, semua kerja adalah seni. Bahkan
ilmuwan seserius Einstein pun menyebut rumus-rumus
fisika yang njelimet itu dengan kata sifat beautiful.

Etos ketujuh: kerja adalah kehormatan.
Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah
kehormatan. Jika bisa menjaga kehormatan dengan baik,
maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang
kepada kita.

Jansen mengambil contoh etos kerja Pramoedya Ananta
Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja
(menulis), meskipun ia dikucilkan di Pulau Buru yang
serba terbatas. Baginya, menulis merupakan sebuah
kehormatan. Hasilnya, kita sudah mafhum. Semua
novelnya menjadi karya sastra kelas dunia.

Etos kedelapan: kerja adalah pelayanan.
Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan
penjaga mercu suar, semuanya bisa dimaknai sebagai
pengabdian kepada sesama.

Pada pertengahan abad ke-20 di Prancis, hidup seorang
lelaki tua sebatang kara karena ditinggal mati oleh
istri dan anaknya. Bagi kebanyakan orang, kehidupan
seperti yang ia alami mungkin hanya berarti menunggu
kematian. Namun bagi dia, tidak. Ia pergi ke lembah
Cavennen, sebuah daerah yang sepi. Sambil
menggembalakan domba, ia memunguti biji oak, lalu
menanamnya di sepanjang lembah itu. Tak ada yang
membayarnya. Tak ada yang memujinya. Ketika meninggal
dalam usia 89 tahun, ia telah meninggalkan sebuah
warisan luar biasa, hutan sepanjang 11 km!
Sungai-sungai mengalir lagi. Tanah yang semula tandus
menjadi subur. Semua itu dinikmati oleh orang yang
sama sekali tidak ia kenal.

Di Indonesia semangat kerja serupa bisa kita jumpai
pada Mak Eroh yang membelah bukit untuk mengalirkan
air ke sawah-sawah di desanya di Tasikmalaya, Jawa
Barat. Juga pada diri almarhum Munir, aktivis Kontras
yang giat membela kepentingan orang-orang yang
teraniaya.

“Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan
dilengkapi keinginan untuk berbuat baik,” kata Jansen.
Dalam bukunya Ethos21, ia menyebut dengan istilah
rahmatan lii alamin (rahmat bagi sesama).

Pilih cinta atau kecewa
* Menurut Jansen, kedelapan etos kerja yang ia gagas
itu bersumber pada kecerdasan emosional spiritual. Ia
menjamin, semua konsep etos itu bisa diterapkan di
semua pekerjaan.

“Asalkan pekerjaan yang halal,” katanya. “Umumnya,
orang bekerja itu ‘kan hanya untuk nyari gaji. Padahal
pekerjaan itu punya banyak sisi,” katanya.

Kerja bukan hanya untuk mencari makan, tetapi juga
mencari makna. Rata-rata kita menghabiskan waktu 30 -
40 tahun untuk bekerja. Setelah itu pensiun, lalu
manula, dan pulang ke haribaan Tuhan. “Manusia itu
makhluk pencari makna. Kita harus berpikir, untuk apa
menghabiskan waktu 40 tahun bekerja. Itu ‘kan waktu
yang sangat lama,” tambahnya.

Ada dua aturan sederhana supaya kita bisa antusias
pada pekerjaan. Pertama, mencari pekerjaan yang sesuai
dengan minat dan bakat. Dengan begitu, bekerja akan
terasa sebagai kegiatan yang menyenangkan.

Jika aturan pertama tidak bisa kita dapatkan, gunakan
aturan kedua: kita harus belajar mencintai pekerjaan.
Kadang kita belum bisa mencintai pekerjaan karena
belum mendalaminya dengan benar. “Kita harus belajar
mencintai yang kita punyai dengan segala
kekurangannya,” kata sarjana Fisika ITB yang lebih
suka dengan dunia pelatihan sumber daya manusia ini.

Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai
pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika tidak bisa
mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh
“5-ng”: ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan
ngeyel. Jansen mengutip filsuf Jerman, Johann Wolfgang
von Goethe, “It’s not doing the thing we like, but
liking the thing we have to do that makes life happy.”

“Dalam hidup, kadang kita memang harus melakukan
banyak hal yang tidak kita sukai. Tapi kita tidak
punya pilihan lain. Tidak mungkin kita mau enaknya
saja. Kalau suka makan ikan, kita harus mau ketemu
duri,” ujar pria yang kerap disebut sebagai Guru Etos
ini.

Dalam dunia kerja, duri bisa tampil dalam berbagai
macam bentuk. Gaji yang kecil, teman kerja yang tidak
menyenangkan, atasan yang kurang empatik, dan masih
banyak lagi. Namun, justru dari sini kita akan ditempa
untuk menjadi lebih berdaya tahan.

Bukan gila kerja
* Dalam urusan etos kerja, bangsa Indonesia sejak dulu
dikenal memiliki etos kerja yang kurang baik.

Di jaman kolonial, orang-orang Belanda sampai menyebut
kita dengan sebutan yang mengejek, in lander pemalas.
Ini berbeda dengan, misalnya, etos Samurai yang
dimiliki bangsa Jepang. Mereka terkenal sebagai bangsa
pekerja keras dan ulet.

Namun, Jansen menegaskan, pekerja keras sama sekali
berbeda dengan workaholic. Pekerja keras bisa
membatasi diri, dan tahu kapan saatnya menyediakan
waktu untuk urusan di luar kerja. Sementara seorang
workaholic tidak. Dalam pandangan Jansen, kondisi
kerja yang menyenangkan adalah kerja bareng semua
pihak. Bukan hanya bawahan, tapi juga atasan.

Sering seorang atasan mengharapkan bawahannya bekerja
keras, sementara ia sendiri secara tidak sengaja
melakukan sesuatu yang melunturkan semangat kerja
bawahan. Jansen memberi contoh, atasan yang mengritik
melulu jika bawahan berbuat keliru, tapi tak pernah
memujinya jika ia menunjukkan prestasi.

Secara manusiawi hal itu akan menyebabkan bawahan
kehilangan semangat bekerja. Buat apa bekerja keras,
toh hasil kerjanya tak akan dihargai. Ingat, pada
dasarnya manusia menyukai reward.

Konosuke Matsushita, pendiri perusahaan Matsushita
Electric Industrial (MET) punya teladan yang bagus.
Pada zaman resesi dunia tahun 1929-an, pertumbuhan
ekonomi Jepang anjiok tajam. Banyak perusahaan mem-PHK
karyawan. MEI pun terpaksa memangkas produksi hingga
separuhnya. Namun, Matsushita menjamin tak ada satu
karyawan pun yang bakal terkena PHK.

Sebagai gantinya, ia mengajak semua karyawan bekerja
keras. Karyawan-karyawan bagian produksi dilatih untuk
menjual. Hasilnya benar-benar ruarrr biasa. Mereka
bisa berubah menjadi tenaga marketing andal, yang
membuat Matsushita menjadi salah satu perusahaan
terkuat di Jepang.

...Katak Machiavelli

Rekan2..
Ngomong2 ttg katak, saya ingin sedikit share ttg
“teori katak" di dunia karier,
berdasarkan kenyataan sehari hari di dunia kerja

Semoga bermanfaat

--------
Katak Machiavelli di dunia kerja

Di dalam dunia kerja , ternyata berlaku juga praktek
politik , bahkan ada bukunya Political at office ,
karena itu lah, logika Machiaveli yg sebelum ini kita
kenal di dunia politik , bisa berlaku juga di dunia
kerja , misalnya dalam ranah perkembangan karier
seorang pekerja.

Machiaveli seorang ahli politik dalam sejarah kuno
romawi, dikenal dg nasihat2 nya yg dianggap licik,
tapi ternyata efektif dalam meniti karier politik dan
"bermain" politik. Dari sisi moralitas bisa jadi
dogma2 dari Machiaveli dianggap sebagai suatu hal yg
tidak bermoral , namun berbeda pandangan dari sisi
politik praktis.

Hal yg sama ternyata bisa berlaku juga di dunia kerja
atau bisnis secara umum. Salah satu tindakan praktis
di dunia kerja yang menggunakan juga logika serupa
dikenal dg istilah perilaku katak , yg diterapkan oleh
sebagian pekerja dalam menapaki karier nya . Katak
secara karikatural / parodi digambarkan sebagai
berperilaku , ke atas menjilat ( menangkap mangsanya )
, ke samping menyikut dan ke bawah menginjak.

Sebenarnya itu hanyalah hiperbolisme semata,yg kalau
sampai katak tahu, mungkin mereka akan protes juga
kepada bangsa manusia , tapi yah itulah manusia suka
memberi gambaran jelek pada binatang , sama seperti
istilah kambing hitam. Tapi sebagian kita sudah
mafhum dg istilah demikian , dan memang benar2 ada ,
para pekerja yg berperilaku seperti itu ( karakter
katak ). Bila pekerja tersebut "bermain" politik
kantor juga , maka bisa pula kita istilahkan dengan
"Katak Machiaveli" .

Pengalaman di dunia kerja, menunjukkan bahwa
secara diametral, ada dua tipe pekerja ; Pekerja yg
kompeten, bekerja dengan dedikasi tinggi dan tulus ,
namun kurang pandai berkomunikasi , salah satu cabang
keahlian politik kantor . Di sisi lain ada pekerja yg
kompetensi teknis nya biasa2 saja, tapi
memiliki kemampuan politik kantor yg tinggi, pandai
berkomunikasi dan ahli dalam membuat intrik2.

Banyak kasus di dunia kerja, menunjukkan bahwa mereka
yang berdedikasi tinggi, ahli dan tulus,kalah bersaing
dalam perkembangan karier di bandingkan dengan pekerja
yg walau skill teknis nya pas2 an, tapi pandai
berkomunikasi dan berstrategi. Kesuksesan karier tak
selalu berhubungan dg skill teknis seorang pekerja ,
terutama pada perusahaan yg HRD system nya tak
berjalan baik atau corporate culture nya lemah..

Pada perusahaan yg memiliki corporate culture yg sehat
dan HRD system nya berjalan baik , kita istilahkan
dengan perusahaan ideal , akan lain kondisinya , di
tempat ini, pekerja yg berdedikasi tinggi, bekerja dg
tulus dan cermat, akan mendapatkan imbal balik yg
bagus juga dalam perkembangan karier nya.
Tapi perusahaan ideal tsb , bisa dikatakan hanya
minoritas dari perusahaan secara umum.

Sebuah penelitian psikologis di Amerika, yg meneliti
karakteristik perusahaan dari sisi psikologis, dg
mengumpamakan perusahaan bagaikan manusia, Setelah
mengadakan penelitian bertahun2 pada banyak perusahaan
,ia menemukan bahwa perusahaan adalah makhluk yg
psikopat ; ingin menang sendiri, cari untung yg banyak
, tak peduli dg yg lain dan berbagai karakter negatif
lain nya. Yah memang perusahaan bukan makhluk yg
bernyawa, tapi ternyata berperilaku seperti itu. Hasil
penelitian tsb dibuatkan film dokumenter dg judul "The
Corporate".

Karakter perusahaan yg seperti itu, akan klop sekali
dengan para pekerja yg memiliki karakter "Katak
Machiaveli" tersebut diatas , sehingga banyak kita
temui , bahwa banyak mereka yg sukses berkarier selain
mereka yg memang benar2 kompeten dari segi teknis dan
pandai berkomunikasi, adalah juga , mereka yg biasa2
saja dari sisi kompetensi, tapi ahli juga dalam
"politik kantor" . Banyak juga kita temui , pekerja2
yg idealis,berdedikasi tinggi dan memiliki kompetensi
teknis , tapi karier nya mentok atau bahkan frustasi ,
bahkan keluar kerja dan berpindah2 kerja dari
perusahaan ke perusahaan lain, tapi tetap saja
kariernya tak berkembang bagus.

Karakter perusahaan yg tidak sehat seperti itu
,seringkali menjadi bahan ejekan juga , sumber ketidak
puasan dari para pekerja idealis yg merasa telah
bekerja dg dedikasi tinggi, tapi perusahaan tak
memberikan balasan setimpal.

Dalam dunia kerja, bisa dipilah dua tipe pekerja,
pekerja yg sukses dan pekerja yg berbakti untuk
perusahaan. Pekerja yg berdedikasi tinggi akan
mendarma baktikan dirinya untuk kemajuan perusahaan
dengan berbagai cara , ia berjuang dengan tulus dan
ikhlas , syukur bila ia berada di perusahaan yang
bagus juga budaya dan HRD system nya,ia akan
mendapatkan kompensasi dan pengembangan karier yg baik
, tapi bila berada di perusahaan yg tak sehat budaya
nya, ia akan jadi pekerja idealis yg frustasi.

Pekerja yg sukses, sejak awal masuk kerja, sudah
berpikir bagaimana caranya ia bisa sukses, dapat
jabatan tinggi, dapat gaji yg besar , fasilitas ,
training dan berbagai manfaat lain nya. Kalau mereka
memang memiliki kompetensi dan kecerdasan yg tinggi
pula , tinggal dipulas dg kemampuan komunikasi dan
keahlian sosial lain nya, ia akan jadi pekerja yg
sukses. Ada pula pekerja yg ingin sukses tapi tak
memiliki kompetensi yg memadai, akhirnya ia lebih
mengandalkan kemampuan, komunikasi, lobby dll, untuk
mencapai keberhasilan nya tersebut.

Pekerja sukses yg baik , adalah yg juga memberi
kontribusi, terhadap kesuksesan perusahaan, ada
dedikasi utk bersama, tapi ada juga mereka yg berusaha
meraih kesuksesan dg logika individualis / egois,
bagaimana caranya saya bisa sukses sendiri, apa pun
cara ditempuh, peduli amat dg rekan kerja yg lain ,
bahkan tak begitu peduli juga dengan perusahaan yg
penting dirinya bisa sukses. Ia hanya berusaha mencari
manfaat sebesar mungkin dari perusahaan, tapi
sebaliknya perusahaan tak mendapatkan manfaat yg besar
dengan keberadaan pekerja tipe tersebut. Kalau tak
didapat di suatu perusahaan ia berusaha mencari di
perusahaan lain, kita kenal pula dg istilah pekerja
kutu loncat.

Pekerja yg berusaha sukses secara individualis ini lah
yg banyak pula menggunakan logika 'Katak Machiaveli"
diatas , dalam menempuh jenjang karier nya.

Secara legal formal, mungkin sah sah saja, tak
melanggar hukum , tapi secara hubungan timbal balik
antara perusahaan dengan pekerja , perusahaan tak
mendapat manfaat banyak dg tipe pekerja seperti ini ,
bahkan bisa merusak sistem pengembangan sumber daya
manusia , merusak jenjang karier , bilamana ia
memiliki jalur karier yg zig zag, melangkahi karier
pekerja lain , menimbulkan rumor tak sedap dan
de-motivasi pada pekerja lain , bila misalnya ia
karena kemampuan lobby nya , menjadi pekerja
kesayangan bos besar.

Para pekerja di satu sisi dan perusahaan di sisi lain
, bisa kita andaikan bagaikan 2 makhluk yg
berseberangan dan ketika mereka menandatangani kontrak
kerja , saat itulah mereka bagaikan pasangan yg
menjalin janji. Perkembangan selanjutnya penuh dengan
lika liku , ada konflik seperti demo mogok kerja atau
bahkan terjalin harmonis seperti perusahaan yg bisa
mengayomi pekerjanya dg baik.

Sebenarnya perusahaan adalah juga kumpulan manusia
juga, khususnya manajemen/direktur yg mengelola
perusahaan tsb . Pengelola perusahaan yg baik, akan
berhasil juga mengarahkan semua kompetensi sumber daya
nya untuk meraih keberhasilan, keberhasilan semua
pihak, perusahaan untung dan karyawan pun bahagia.
Bila kondisi seperti itu, bisa terbangun , pekerja yg
berkarakter "Katak Machiaveli" tak akan ada, kalaupun
ada secepatnya di bina oleh HRD atau dikeluarkan
secepatnya, supaya tak merusak sistem perusahaan
secara keseluruhan.

Tukul beli mobil baru...

Dear all,
pernah denger cerita dari Mas Tukul yg itu loh...masak ga tau:)
Jadi gene neh ceritanya...

Mas Tukul, OKB Jakarta, pengen beli mobil baru. Maklum lagi banyak order sampai susah mau taruh uangnya dimana. Sampai kemudian mendapatkan ide untuk membeli mobil baru. Maklum, mobil kan bagi orang Jakarta sekaligus untuk menunjukkan status sosial. Makin bagus mobilnya kelihatan tinggi status sosialnya. Sampai kemudian Mas Tukul memutuskan untuk membeli mobil Toyota Camry, mobil kelas menengah yang juga menjadi tunggangan para anggota DPR.
Suatu sore, Mas Tukul ingin mencoba mobil barunya keliling Jakarta, sekaligus untuk belajar bagaimana menguasai mobil barunya. Mula-mula hanya sekitar Monas. Tapi karena keenakan akhirnya tertantang juga untuk mencobanya di Jalan Tol. Tak tanggung-tanggung, Tol Cipularang !!
Maka selepas dari Monas, dikemudikan mobilnya ke pintu tol Cipularang. Setelah mengambil karcis dikebutnya mobilnya di jalan tol yang mulus ini.
Pada saat itu juga, tiga puluh menit yang lalu, Primus, seorang seleb terkenal Jakarta juga sedang mengendarai Mercy Sport menuju ke jurusan yang sama dengan Mas Tukul.
Sedang enak-enaknya mengendarai Mercy Sport-nya, tiba-tiba dari arah belakang muncul Mas Tukul dengan mobil Camry-nya. Mas Tukul teriak dengan kencang ke arah Primus,” Halo ! Ente tau gak mobil Toyota Camry ?” Kemudian mobilnya melesat meninggalkan Primus.
Merasa diremehkan, Primus gantian menggenjot mobil Mercy Sportnya sampai menyusul Mas Tukul. Kata Primus,” Ente Tau gak mobil Mercy Sport ?” Lalu bablas meninggalkan Mas Tukul dengan Camry-nya.
Tidak selang beberapa lama, tiba-tiba Mas Tukul nyusul Primus lagi. Kemudian dia berteriak lagi,” Hai…Ente tau gak mobil Camry ?” lalu bablas lagi meninggalkan Primus.
Primus merasa dilecehkan lagi. Dengan muka merah dia menggenjot lebih kencang lagi mobil Mercy Sport-nya sampai kemudian Mas Tukul tersusul lagi. Katanya lagi,” Hai…Ente tau gak mobil Mercy Sport ??” Lalu menggeber mobilnya meninggalkan Mas Tukul.
Namun tidak selang beberapa lama lagi tiba-tiba Mas Tukul nyusul lagi. Setelah berpapasan dia berkata lagi,” Hai…ente tau gak mobil Camry ?”
Karena kecepatan mobil Primus sudah menunjukkan 200 km/perjam dan sudah tidak mungkin menaikkan kecepatannya lagi, akhirnya dengan pasrah dia berkata,” OK deh gue pasrah, kalah ! gue kenal mobil Camry lu yang hebat !!
Mas Tukul berkata lagi,”Kalo gitu, DI SEBELAH MANA SIH REM-NYA ????"
 

Saturday, December 8, 2007

Saatnya baca cerita luthu....^_^

Wah sdh lama blm posting lg...
iseng2... saatnya kita cerita lucu2an dulu skarang
lumayan buat ngilangin strezz...hehe

Gembala Kambing

Suatu hari, Fulan berpapasan dengan seorang gembala dengan kambingnya.
Fulan bertanya dengan takjub

Fulan: "Pak, boleh nanya nih?"
Gembala: "Boleh"
Fulan : "Kambing-kambing bapak sehat sekali,bapak kasih makan apa?"
Gembala : "yang mana dulu nih? yang hitam atau yang putih?"
Fulan : "mmmm ...Yang hitam dulu deh...."
Gembala : "oh, kalo yang hitam, dia makannya rumput basah"
Fulan : "ohh...kalo yang putih?"
Gembala : "yang putih juga..."
Fulan : "hmmm...kambing- kambing ini, kuat jalan berapa kilo pak?"
Gembala : "yang mana dulu nih? yang hitam atau yang putih?"
Fulan : "mmmm Yang hitam dulu deh...."
Gembala : "oh, kalo yang hitam, 4 km sehari"
Fulan : "kalo yang putih?"
Gembala : "yang putih juga..."
Si Fulan mulai gondok.... : "kambing ini,menghasilkan banyak bulu ngga
pak, pertahunnya? "
Gembala : "yang mana dulu nih? yang hitam atau yang putih?"
Fulan : "(dengan kesalnya) yang hitam dulu deh..."
Gembala : "oh, yang hitam, banyak...10 kg/th" Fulan : "kalo yang
putih...?"
Gembala : "yang putih juga"
Fulan : "BAPAK KENAPA SIH SELALU NGEBEDAIN KAMBING DUA INI, KALO
JAWABANNYA SAMA??????"
Gembala : "oh, gini dik, soalnya yang hitam itu,punya saya...."
Fulan : "Oh gitu pak, maaf kalo saya emosi... , kalo yang putih?"
Gembala : "yang putih juga"
Fulan : #$@%!!??
____________________________________________________

eits...blum slese..
masih ada lagi yg neh ceritanya...
yg ketawa krn baca cerita dibawah ini berarti di pinter...:P
Ceritanya gene..

Budi adalah seorang profesor penemu ulung, dia berhasil menciptakan robot yang
bisa mendeteksi kebohongan, dia membuat robot itu sedemikian rupa sehingga
ketika mendengarkan kebohongan, sang robot akan langsung menampar si pembohong
itu...

Budi dengan bangga membawa robot itu ke ruang keluarga dan menunggu anaknya
pulang... tapi anaknya tak kunjung pulang...

ditunggu-tunggu baru sore hari sang anak pulang...
"Kamu dari mana ? kok pulangnya telat" tanya si Budi
" Ada pelajaran tambahan pa" jawab sang anak

*PLAK* Sang robot menampar si anak...

"Nak, ini adalah robot ciptaan ayah, dia akan menampar siapapun yang
berbohong..! sekarang katakan dengan jujur, kenapa pulangnya telat ??!"
"Maaf ayah.. aku habis menonton film di rumah teman..."
"Film apa?"
"Film Sinetron pa"

*PLAK*

"Ayo katakan dengan jujur film apa ??"
"Maaf Ayah... saya menonton film porno"

mendengar itu marahlah si Budi.. "Kamu itu yach ... kecil-kecil uda nakal, mau
jadi apa
kamu nanti besar ? kurang ajar kamu yach ... bikin malu ajah ...perbuatan yang
benar-benar memalukan..! !! papa waktu seumuran kamu gak pernah melakukan
hal senakal kamu...!"

*PLAK* Budi ditampar sang robot

Suasana hening untuk beberapa saat...

Istri Budi kemudian masuk datang dan langsung berkata... "huh, sama aja
kelakuannya, apel gak akan jatuh jauh dari pohonnya kan ? ya gimanapun juga dia
anak elo, jadi...."

*PLAK*
Sang robot menampar istri Budi sebelum sang istri sempat menyelesaikan
kata2nya..
dan semua terdiam

_______________________________________________________

"Gusdur dan Stadion baru"

Dahulu, pada saat GusDur masih menjabat Presiden RI, tersiar kabar di
kalangan pesepakbola Indonesia bahwa beliau akan membangun stadion yang
tak kalah hebat dengan stadion-stadion di spanyol. Salah satu pejabat PSSI
mengatakan bahwa isu tersebut benar adanya. bahkan pejabat PSSI yang tidak
mau disebutkan namanya itu membeberkan model stadion yang akan dibangun
oleh Gusdur.
Rencananya stadion itu akan dibangun dengan gaya arsitek gabungan eropa
dan asia. rumputnya diambilkan dari jerman, kursinya dari shanghai, mesin
pemotong rumputnya dari jepang, pokoknya semua canggih dan serba luar
negeri. Pakai penutup atap stadion segala. jadi kalau hujan, pemain dan
penonton tidak kehujanan. lahan parkir dibuat yang luas dan semua penonton
yang hendak menonton pertandingan tidak diharuskan membayar alias gratis.
Namun, setelah beberapa hari tersiar kabar lagi, kalau pembangunan stadion
mewah tersebut gagal dilaksanakan. Salah satu pejabat PSSI yang dimintai
keterangannnya menjelaskan mengapa rencana tersebut dibatalkan. Alasannya
sederhana. Ternyata Gusdur ingin memberi nama stadion itu dengan NU Camp.
Katanya biar mirip dengan Nou Camp yang ada di Spanyol itu.
_____________________________________________________


"Jaksa Kalah Pinter"

Si Pirang dan si jaksa duduk berdampingan di kelas ekonomi si sebuah pesawat.
Karena bosan, maka si jaksa mengajak si pirang bermain sebuah permainan
dengannya.
Jaksa : 'Hei Pirang, ayo kita bermain sebuah permainan.
Pirang: 'Apa?'
Jaksa : 'Kamu pasti suka. Aku tanya kamu suatu pertanyaan, kalau kamu
tidak bisa menjawabnya, kamu berikan padaku 5 USD.'
Pirang: 'OH! Kalau aku yang bertanya dan kamu tidak bisa menjawabnya?'
Jaksa : 'Oh, aku akan memberimu 300 USD.'
Pirang: 'Oh SAYA SUKA ITU!'
Jaksa pun mulai.
Jaksa : 'Jawablah ini; diameter bumi itu berapa meter?'
Pirang mencari dompetnya dan mengeluarkan 5 USD
Pirang: 'Giliranku. Apa yang naik gunung pake 3 kaki turun gunung pake 5
kaki?'
Jaksa berpikir dan berpikir, apapun yang dia jawab salah. Si Pirang pun
tidur sambil menunggu jawaban Jaksa. Jaksa pun membangunkan si pirang.
Jaksa : 'Nih 300 USD. Tolong deh, aku penasaran sampai mati. Jawaban
petanyaanmu apa???'
Si Pirang mengeluarkan 5 dollar dan memberikannya pada si jaksa. ( Krn Si
Pirang Pun ga tau jawabannya )

_________________________________________________

"Profesional Muda"

Seorang profesional muda sedang membuka pintu mobil
BMW-nya ketika tiba-tiba sebuah mobil berkecepatan
tinggi lewat dan menabrak pintu mobil itu hingga copot.
Profesinal muda itu mengumpat habis-habisan dan
meratapi mobil mewahnya yg rusak tanpa pintu.Kemudian
datang polisi ke TKP."Pak Polisi, lihat apa yg dilakukan
orang gila tadi thdp mobilku!"katanya histeris."Kalian
kaum berdasi benar2x materialistis, kalian membuatku
muak!"kata Polisi."Kamu begitu khawatir pada BMW-mu,
apakah kamu 'gak nyadar kalau tanganmu juga hilang
sebelah?!""Ya Tuhaaaaannnnnnn!!!!"teriak si profesional
ketika ia melihat lengannya sudah nggak ada lagi."Mana
jam Rolex-ku?!".

Monday, December 3, 2007

Saatnya Qurban yang Terbaik...

Tak terasa 2 pekan lagi ketemu idul adha...
Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1428 H
Mari qta berikan qurban yg terbaik...^_ ^
its nice story...

QURBAN TERBAIK
Oleh
Jojo Wahyudi

Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat
berjualan hewan Qurban.
Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga
hidungku,
dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan.
Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual
yang hanya bersarung
hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak
terkecuali anak-anak
yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang
akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti,
sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak
sejak dini
tentang pengorbanan NabiAllah Ibrahim & Nabi Ismail.

Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang
bertransaksi
memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti.

Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk
panjang,
ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di
sekitarnya.

" Berapa harga kambing yang itu pak ?" ujarku menunjuk
kambing coklat tersebut.

" Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega
Super dua juta rupiah tidak kurang" kata si pedagang
berpromosi
matanya berkeliling sambil tetap melayani calon
pembeli lainnya.

" Tidak bisa turun pak?" kataku mencoba bernegosiasi.

" Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba
mahal" si pedagang bertahan.

" Satu juta lima ratus ribu ya?" aku melakukan
penawaran pertama

" Maaf pak, masih jauh." ujarnya cuek.

Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan
penawaran terendah
berharap si pedagang berubah pendirian dengan
menurunkan harganya.

" Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima
puluh ribu?" kataku

" Masih belum nutup pak " ujarnya tetap cuek

" Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa
kambing ikut naik?"
ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah.

" Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi
dia gak bisa datang ke sini sendiri.
Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan
bakarnya bukan rumput"
kata si pedagang meledek.

Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini.
Tidak menawarkan harga selain
yang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan aku
alihkan ke kambing lainnya
yang lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada
perbedaan harga lima ratus ribu.
Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, aku
berencana ke toko ban mobil.
Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus
tusirannya.
Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang
harganya kini selangit.

" Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?"
kataku kemudian

" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima
puluh ribu rupiah" katanya

Belum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang
kakek menanyakan
harga kambing coklat Mega Super tadi.
Meskipun pakaian "korpri" yang ia kenakan lusuh,
tetapi wajahnya masih terlihat segar.

" Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?"
katanya kagum

" Dua juta tidak kurang tidak lebih kek." kata si
pedagang setengah malas menjawab
setelah melihat penampilan si kakek.

" Weleh larang men regane (mahal benar harganya) ?"
kata si kakek dalam bahasa Purwokertoan
" bisa di tawar-kan ya mas ?" lanjutnya mencoba
negosiasi juga.

" Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang
terlihat semakin malas meladeni.

" Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah
Qurban taun iki (Aku mau yang terbaik dan gagah untuk
Qurban tahun ini)
Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas."
katanya tetap bersemangat seraya mengeluarkan
bungkusan
dari saku celananya. Bungkusan dari kain perca yang
juga sudah lusuh itu di bukanya, enam belas lembar
uang seratus ribuan
dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan
dari dalamnya.
" Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya)
dianter ke rumah ya mas?" lanjutnya mantap tetapi
tetap bersahaja.

Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang
memperhatikannya sejak tadi.
Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang
menerima uang yang disodorkan si kakek,
kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang
itu.

" Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah" si
pedagang mengeluarkan selembar lima puluh ribuan

" Ora ono ongkos kirime tho...?" (Enggak ada ongkos
kirimnya ya?) si kakek seakan tahu uang yang
diberikannya berlebih

" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yg
cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek
" mau di antar ke mana mbah?" (tiba-tiba panggilan
kakek berubah menjadi mbah)

" Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di
tabung neh (bisa ditabung lagi)" kata si kakek sambil
menerimanya
" tulung anterke ning deso cedak kono yo (tolong antar
ke desa dekat itu ya),
sak sampene ning mburine (sesampainya di belakang)
Masjid Baiturrohman,
takon ae umahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo
pensiunan pegawe Pemda Pasir Mukti,
InsyaAllah bocah-bocah podo ngerti (InsyaAllah
anak-anak sudah tahu)."

Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang
telah di sepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah
sepeda tua
yang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak
jauh dari X-Trail milikku.
Perlahan di angkat dari sandaran, kemudian dengan
sigap di kayuhnya tetap dengan semangat.

Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu,
semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam
pandanganku.
Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya
berkendara sepeda engkol,
sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk
dirinya.
Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang
diterima setiap bulan oleh si kakek.
Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak
ada rumah yang berdiri dengan mewah,
rata-rata penduduk sekitar desa Pasir Mukti hanya
petani dan para pensiunan pegawai rendahan.
Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding
penghasilanku sebagai Manajer perusahaan swasta asing.

Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup bergengsi
Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yang harga
ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega Super
Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor
gede) dan memilikinya
Yang sanggup membeli hewan Qurban dua ekor sapi
sekaligus

Tapi apa yang aku pikirkan?
Aku hanya hendak membeli hewan Qurban yang jauh di
bawah kemampuanku
yang harganya tidak lebih dari service rutin mobil
X-Trail, kendaraanku di dunia fana.
Sementara untuk kendaraanku di akhirat kelak, aku
berpikir seribu kali saat membelinya.

Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikan hati
manusia
balikkan hati hambaMu yang tak pernah berSyukur ini
ke arah orang yang pandai menSyukuri nikmatMu

(Cikini, 12-11-07)